Konfigurasi CodeIgniter: Alamat URL dan Routing


Alamat URL dalam CodeIgniter
CodeIgniter menghasilkan clean URL yang mudah dikenali oleh search engine dan manusia. Sebagai contoh :
www.nama-website.com/index.php/blog/post/
Dengan blog sebagai nama controller dan post adalah nama fungsi didalam controller blog. URL dalam CodeIgniter dibagi-bagi kedalam segment-segment dengan tanda slash (/) sebagai tandanya. Dalam contoh diatas blog adalah segment pertama dan post adalah segment kedua dan seterusnya.


Instalasi CodeIgniter: Konfigurasi Database


File konfigurasi untuk basis data terdapat didalam direktori system/application/config dengan nama file database.php. Disinilah kita dapat memasukan konfigurasi basis data sesuai dengan aplikasi basis data yang kita miliki, misalnya saja hostname temapt server basis data berada, nama basis data yang akan digunakan, nama user yang digunakan untuk mengakses basis data beserta passwordnya.


Instalasi Codeigniter di Windows


Jika Anda belum memiliki paket aplikasi framework CodeIgniter, silahkan download paket Codeigniter yang terbaru di sini.
Bagi pembaca yang belum mengenal Framework Codeigniter silahkan baca penjelasannya di sini.
Kebutuhan server untuk penggunaan Codeigniter ialah:
a)  PHP Engine atau yang lebih baru (yang terbaru umumnya PHP versi 5)
b)  Database server
Codeigniter mendukung beberapa database seperti MySQL, MySQLi, MS SQL, PostgreSQL, Oracle, SQLite dan ODBC.


Paradigma Konstruktivisme dalam Pembelajaran


Memahami Paradigma Konstruktivisme
Pergeseran paradigma pembelajaran yang sebelumnya lebih menitik beratkan pada peran guru, fasilitator, instruktur yang demikian besar, dalam perjalanannya semakin bergeser pada pemberdayaan peserta didik atau siswa dalam mengambil inisiatif dan partisipasi di dalam kegiatan belajar.
Dalam kajian filsafat, berkembangnya konstruktivisme tidak terlepas dan perubahan pandangan yang menempatkan pengetahuan sebagai representasi (gambaran atau ungkapan) kenyataan dunia yang terlepas dari pengamat (objektivisme). Pandangan yang menganggap bahwa pengetahuan merupakan kumpulan fakta. Namun akhir-akhir ini perkembangan pesat pemikiran, terlebih dalam bidang sains yang menempatkan bahwa pengetahuan tidak terlepas dari subjek yang sedang belajar mengerti (Supamo, 1997:18).


Pembelajaran sebagai Proses Pemberdayaan Diri


Pandangan yang sudah berlangsung lama yang menempatkan pembelajaran sebagai proses transfer informasi atau transfer of knowledge dan guru kepada siswa semakin banyak mendapat kritikan. Penempatan guru sebagai satu-satunya sumber informasi menempatkan siswa atau peserta didik tidak sebagai individu yang dinamis, akan tetapi lebih sebagai obyek yang pasif sehingga potensi¬-potensi keindividualannya tidak dapat berkembang secara optimal. Ketidaktepatan pandangaan ini juga semakin terasa jika dikaji dan pesatnya perkembangan arus informasi dan media komunikasi yang sangat memungkinkan siswa secara aktif mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan. Dalam keadaan ini guru hendaknya dapat memberikan dorongan dan arahan kepada siswa utuk mencari berbagai sumber yang dapat membantu peningkatan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang aspek-aspek yang dipelajari. Karena sesuai dengan UUD 1945, pendidikan seharusnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini berarti pendidikan adalah usaha untuk memberdayakan manusia. Manusia yang berdaya adalah manusia yang dapat berpikir kreatif, yang mandiri, dan yang dapat membangun dirinya dan masyarakatnya (Tilaar, 2000: 21).


Pembelajaran sebagai Pilar Utama Pendidikan


Komisi Pendidikan untuk Abad XX1 (Unesco 1996: 85) melihat bahwa hakikat pendidikan sesungguhnya adalah belajar (learning). Selanjutnya dikemukakan bahwa pendidikan bertumpu pada 4 pilar, yaitu (1) learning to know, (2) learning to do, (3) learning to live together, larning to live with other, dan (4) larning to be.

Learning to know adalah upaya memahami instrumen-instrumen pengetahuan baik sebagai alat maupun sebagai tujuan. Sebagai alat, pengetahuan tersebut diharapkan akan memberikan kemampuan setiap orang untuk memahami berbagai aspek lingkungan agar mereka dapat hidup dengan harkat dan martabatnya dalam rangka mengembangkan keterampilan kerja dan berkomunikasi dengan berbagai pihak yang diperlukan.


Perlunya Paradigma Baru Pendidikan


Untuk membangun masyarakat terdidik, masyarakat yang cerdas, maka mau tidak mau harus merubah paradigma dan sistem pendidikan. Formalitas dan legalitas tetap saja menjadi sesuaut yang penting. Formalitas dan legalitas tetap saja menjadi sesuatu yang penting, akan tetapi perlu diingat bahwa substansi juga bukan sesuatu yang bisa diabaikan hanya untuk mengejar tataran formal saja. Maka yang perlu dilakukan sekarang bukanlah menghapus formalitas yang telah berjalan melainkan menata kembali sistem pendidikan yang ada dengan paradigma baru yang lebih baik. Dengan pradigma baru, praktek pembelajaran akan digeser menjadi pembelajaran yang lebih bertumpu pada teori kognitif dan konstuktivistik. Pembelajarn akan berfokus pada pengembangan kemapuan intelektual yang berlangsung secara sosial dan kultural, mendorong siswa membangun pembahaman dan pengetahuannya sendiri dalam konteks sosial, dan belajar dimulai dari pengetahuan awal dan perspektif budaya. Tugas belajar didesain menantang dan menarik untuk mencapai derajat berpikir tingkat tinggi (Kamdi, 2008).


Paradigma Alternatif Pembelajaran


Banyak pandangan yang memberiakn arah baru terhadap proses dan dimensi-dimensi pendidikan yang semakin mendorong terjadinya perubahan konsep dan cara pandang terhadap eksistensi pembelajaran sehingga dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir di dalam memahami lebih dalam persoalan-persoalan pembelajaran.

Dengan mengkaji paradigma alternatif pembelajaran ini pula para pendidik atau calon pendidik diharapkan dapat memandang sesuau masalah, mengambil tindakan / keputusan yang terkait dengan praktik pembelajaran secara arif sehingga upaya pengembangan potensi pserta didik sebagai muara dari seluruh kegiatan pembelajaran dapat menjadi terarah dan pada akhirnya dapat dioptimalisasi sebagaimana diharapkan.


Perhitungan Subnetting IPv4


Konsep Perhitungan Subnetting?
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host-Broadcast.

Pembagian Kelas IP Address dan Subnetting (Bagian 2)


Mengapa perlu Subnetting?
Sebenarnya subnetting itu apa? Dan kenapa harus dilakukan?
Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.

Facebook Twitter Delicious Digg Stumbleupon Favorites More